Secara umum, boyband adalah sekumpulan remaja pria (umumnya berjumlah 5 orang) yang tergabung dalam suatu band yang keseluruhan personelnya mampu bernyanyi, secara individu maupun berkelompok, tanpa harus memainkan alat musik. Konsep seperti ini pertama kali muncul pada dekade 1960 dengan melejitnya; The Jackson 5, The Osmonds, dan The Monkees. Pada saat itu ketiga boyband ini hadir dengan mengusung musik R&B, mampu menguasai tangga lagu Amerika Serikat berkat single demi singlemereka dan menghasilkan album yang mampu mencapai penjualan multi-platinum. Akan tetapi, kejayaan mereka tak bertahan lama karena pada periode selanjutnya Rock and Roll merampas “kekuasaan” mereka lewat musik abadi dari Elvis Presley dan The Beatles.
Revolusi musik terus berjalan dan boyband sudah kurang memiliki taji di dunia barat. Di dekade kedua abad 21, jamur boyband bermigrasi ke kawasan Asia Timur, Jepang dan Korea Selatan memimpin era ini.
Johnny Kitagawa, adalah pelopor Boyband di kawasan
Asia. Ia juga mendapatkan 2 penghargaan dari Guiness Book of Record. Johnny
& Associates, atau dikenal di Jepang sebagai Johnny's Jimusho (株式会社ジャニーズ事務所 Kabushikigaisha
Janīzu jimusho, Perseroan Terbatas Kantor Johnny) adalah perusahaan
bisnis hiburan yang didirikan Johnny Kitagawa pada
tahun 1963 untuk melatih dan mempromosikan kelompok musik
pria di Jepang
Di awal 2000-an ada F4, boyband asal Taiwan yang mampu menghipnotis seluruh penggemarnya di penjuru Asia dan mereka juga mengisi soundtrack untuk film kartun Disney, Lilo & Stitch. Saat ini Super Junior, 2PM, Arashi, SMAP, dan SHiNee menjadi penguasa di negerinya masing-masing dengan konsep boyband.
Tapi ada yang berbeda antara boyband dari kawasan Asia dengan boyband asal
barat, diantaranya;
- Dari jumlah personelnya saja, bila boyband bule memiliki “kebijakan” tak tertulis yang mengharuskan boyband (setidaknya di awal terbentuknya) terdiri dari 5 anggota. Untuk boyband Asia mereka terkesan bebas menentukan jumlah personel, ada yang hanya berlima, bertujuh bahkan ada juga yang memiliki 10+ personel dalam sebuah band seperti Super Junior di Korea dan EXILE di Jepang.
- Disadari atau tidak, kalau boyband Asia sebagian lebih menjual gerakan tari mereka. Sedangkan bila melihat sejarah boyband di Amerika Serikat dan Eropa, mereka lebih menjual kemampuan bernyanyi mereka, dan tarian hanya dijadikan pemanis dalam aksi panggung.
- Dan yang terakhir, hampir seluruh boyband terkenal barat mampu mempertahankan eksistensi mereka lebih dari 10 tahun. Hal ini sedikit berbeda bagi boyband oriental yang rata-rata tidak bertahan lama, yang didasari oleh beberapa hal sehingga mereka membubarkan diri di tengah jalan saat popularitas tengah menghampiri mereka.
HAHAHA.....!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar